Cerpen Kung Pao Chicken Love
“wah len, kamu disapil lagi nih,” kata Pak Wi yang
didampingin istrinya saat menghampirku. Aku Cuma bisa nyengir.
“ iya pak. Tuhan belum ngasih tahu saya alur cerita
mengenai masalah yang satu ini. Kita tunggu aja cerita selanjutnya,” jawabku
enteng. Diiring dengan senyum secemerlang iklan pasta gigi, ia menepuk-nepuk
bahuku. Makasih, deh pak atas perhatiannya.
“ saya masuk dulu ya len”
“ silahkan, pak, bu” aku menyilakan pak Wi, bos di
tempatku bekerja dan istrinya masuk.
Kulirik jam tanganku. Sudah hamir jam 11 siang, para tamu sudah mulai
berdatangan pada pesta pernikahan sahabatku, Zaki. Tepat waktu banget nih orang-orang.
Hari
ini, tepatnya mulai jam 9 pagi tadi, aku resmi menajdai the only jomblo in my
department. Zaki- yah Trisanti, teman dekatku di kantor, kini sudah resmi
menjadi Nyonya Aldi Nugrohodia ats singgasana raja dan ratu seharinya, keduanya
tampak bahagia sambil mengikuti upacara adat Sumatera Selatan, daerah asal
keduanya.
Siapa
sanga, Zaki akan married hari ini, mungkin dia sendiri tidak mengira kalau
tahun ini, ia bakalan mengalami beberapa hal yang tidak terpikir sebelumnya. Ia
tidak menyangka kalau ia harus ikut suaminya tinggal ke Singapura ( yampun, mau
dong) dan harus keluar kerja karena Aldi juga bekerja di perusahaan yang sama.
Yang membantu orang-orang heran adalah ketidaktahuanku atas semua ini. Sumph
deh, aku memang tidak tahu sama sekali karena Zaki juga tidak pernah menyebut
seculi pun tentang hubungannya dengan Aldi.
Aku
acungkan dua jempol untuk kerapian Zaki menjaga rahasiannya itu. Parahnya lagi,
aku justru tahu semua rencananya sekitar dua minggu yang lalu, saat kutemukan
sebuah bungkusam dia ats meja kerjaku. Isi bungkusan itu adalah kain brokat
warna merah muda dan kain songketnya, dengan secarik kertas bertuliskan “ elo
mau kan jadi among tamu acara kawaninan gue?’. Deg! Ada apa ini? Engga ada
angin, gak ada ujan, ujung-ujung dia ngomongin masalah kawin! Dengan tangan
gemeter aku menelpon ruang kerja Zaki!
Tapi sayang dia tak ada.
Katanya dia lagi ke kantor imigrasi. Mungkin
waktu itu dia lagi mengurus segala sesuatu untuk kepergiannya ke
singapura. Aku masih tidak percaya. Aku sampai punya pikiran negatif pada Zaki.
Jangan- jangan dia kawin gara-gara dia udah.....( iih, amit-amit jangan sampai
deh!). gimana tidak kaget kalau dua hari yang lalu, kami masih jalan bareng ke
blok M Plaza.
“ len,
ada engga VCD-nya di tempat kamu”
“ Mih, engga ada! Engga mungkin si Shah rukh Khan
main-main ke tempatnya Jet Li.”
“
pokoknya cari lagi di tempat kamu!” tegas Amih, panggil ibuku, memberi komndo
padaku. Ya, ampun Mih ini sudah yang keempat kalinya aku membolak-balik deretan
koleksi VCD yang ada di kamarku.
Hari ini
Minggu, hari yang seharusnya jadi hari yang tenang dan damai. Tapi pagi-pagi
kedamaian sudah bilang dari muka bumi ketik Amih misuh-misuh karena kehilangan
salah satu koleksi VCD Indiannya. Amih memang pencinta berat film-film negara
Hindustan itu. Dan yang hilang adalah salah satu VCD favoritnya, Kabbi Kushi
Kabbi Gbam yang di bintangi oleh Shahrukh Khan. Covernya ada, tapi isinya Cuma
ada 2 keping, keping ketiganya engga ada. Kalau Amih sudah kehilangan sesuatu,
semua orang pasti repot. Apih, panggilan nyelip di anara koleksi VCD lagu-lagu
Sundanyan padahal Apih sudah di tunggu bapak-bapak yang lain untuk ikutan kerja
bakti membersihankan got di lingkungan RT Sementara aku dan rian, adik laki-lakiku,
kebagian membongkar koleksi masing-masing, aku di koleksi VCD milikku,
sedangakan Rian di koleksi Bon Jovi-nya. Muka Rian udah bete aja waktu disuruh
nyari, lagian dia engga mungkin nonton yang namanya film india, di tambah lagi
dia sudah di tunggu teman-temannya untuk main band.
Aku
sudah kehabisan waktu karena jam 9 ini aku ada oral test Mandirin. Ujian ini
seharusnya di adakan sabtu kemarin, tapi karena ada beberapa siswa yang
berhalangan karena harus masuk kerja, maka ujian di pibdahkan jadi hari minggu,
mataku masih sepet karena kurang tidur. Tadi malam aku pulang jam 12 malam.
Dodol juga Mas Dika itu! Janjinya gak malam-malam, eh gak taunya sampai jam 12!
Semalem rasanya aku masih sempat baca-baca buku. Aku baru tidur kira-kira jam
dua sampai akhirnya di bangunkan suara Amih yang ngomel-ngomel karena VCD-nya
hilang.
Lena
nyungsep, menarak lemari CD di depannya dia menatap dengan tatapan seperti
pendekar yang berniat membalas dendam kematian gurunya ke arah cowok yang
mengakibatkan dirinya bakal mendapatkan jahitan sepanjang 4cm di alis kakinya.
OMG!! Kenapa gue harus ketemu cowok ini lagi? Kutuk Lena. Sehari sebelumnya tuh
cowok udah bikin Lena bete sebete-betenya di pesta pernikahan temen kerja sama.
Erick
itulah nama cowok yang tampangnya beda-beda tipis dengan host-nya MTV asia,
Wang Lee Hom dan kini telah membantu Hidup Lena bagaikan naik kora-kora di
dufan. Eneg, pusing, ingin teriak, tertawa, terkejut-kejut, itulah kira-kira
yang dirasakan Lena. Entah kenapa, Lena jadi sering bertemu dengan Erik dan
mulai suka padanya. Cinta memang aneh, datang gak pernah bilang-bilang!
Biru
muda hampir semua laki- laki yang kutemui pagi ini memamakai kemaja lengan
panjang warna biru muda. Aneh, hari ini Pak Wi dan beberapa bapak-bapak dan
mas-mas yang ada di unit kerjaku, seakan mendapat mimpi yang sama tadi malam
yang menginstrusikan kalau hari ini mereka harus memakai kemeja lengan panjang
warna itu. Dan anehnya lagi, aku di anggap aneh oleh ibu-ibu disini karena di
anggap engga ada kerjaan merhatiin baju-baju para cowok itu ( apa salahnya sih
merhatiin baju-baju mereka ya? ) .
Dan sebagaian besar dari para cowok
itu juga ngerasa engga ada yang aneh dengan hal itu. Saat aku tanya beberap
orang cowok mengenai hal tersebut, jawaban mereka sangat simpe. Cowok kan
paling bajunya warnanya itu-itu aja, ya kalau engga biru muda, putih, ya krem.
Dan sebagaian dari mereka mengaku engga pede kalau harus pake kemeja warna
item. Ya, wajar aja sih, soalnya cowok-cowok ini memang punya kulit warnanya
rata-rata mulai sawo mateng sampai yang seperti roti bakar. Masuk akal kalau
mereka tiba-tiba pada suatu saat tanpa janjian memakai baju dengan warna yang
sama.
Komentar
Posting Komentar