BAB 5
MANUSIA DAN KEINDAHAN
1. keindahan
1. keindahan
- Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).Demikian banyaknya hasil seni budaya dengan menggunakan pendekatan ekstrinsik dan pendekatan intrinsik melalui proses penghayatan kita dapat mengetahui alasan mereka atau seniman menciptakan keindahan melalui hasil seni.
- Nilai ekstinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau saran untuk sesuatu hal lainnya ( instrumental/ contributory value), yakni yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendir.
- Tempat- tempat yang pernah saya kunjunginadalah jogja tempatnya sangat indah banyak pemandangan yg indah dan saya mengunjungi candi borobudur pemandangannya sangat indah sekali di atas candi borobudur kita bisa melihat pemandangan yang sangat indah kanan kiri kita penuh dengan pemandangan yang indah. Lalu saya pergi ke klaten saya bisa melihat kebudayaan jogja disana dari klaten saya pergi ke malioboro dari klaten ke malioboro saya pergi jalan kaki melihat keindahan jogja.
-
2. Renungan
Teori-teori renungan yaitu:
Teori-teori renungan yaitu:
-
Teori Pengungkapan, dalil dari teori ini ialah bahwa
“Art is an expression of human felling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan
manusia). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialamai oleh seorang
seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Contohnya seorang
pelukis yang keahliannya adalah melukis
-
Teori Metafisik, teori seni yang bercorak metafisis
merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya –
karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan
dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan
(imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya
dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Contohnya seorang pengrajin yang membuat suatu
bahan abstrak menjadi karya yang berbentuk dan indah
-
Teori Psikologis, teori – teori metafisis dari para
filsuf yang bergerak diata taraf manusiawi dengan konsepsi – konsepsi tentang
ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau
abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modern menelaah teori
– teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya
dengan mempergunakan metode – metode psikologis. Contohnya tanda seperti rambu 0 rambu lalu lintas
3.
Keserasian
Teori- teori keserasian
1.
Teori Obyektif Dan Teori Subyektif
The Liang Gie dalam
bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua
teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.
Teori obyektif
berpendapat, bahwa keindahan atau ciri – ciri yang mencipta nilai estetik
adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang
bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Teori subyektif, menyatakan
bahwa ciri – ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang
ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Contohnya
Pengaruh menonton Sinetron
pada TV “A” terhadap tingkat Kecerdasar Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung” dan “Strategi
Komunikasi Pemasaran pada Media OnlineDetik.com
dalam Memperoleh Iklan dari Perusahan Multinasional”.
2. Teori Perimbangan
Teori perimbangan
tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang
lebih terbatas, yakni secara kulitatif yang diungkapkan dengan angka – angka.
Keindahan dianggap sebagai kulita dari benda – benda yang disusun (yakni
mempunyai bagian – bagian). Hubungan dari bagian – bagian yang menciptakan
keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka – angka.
Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran
melihat suatu keindahan yang berbeda – beda. Para seniman romantik umumnya
berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dari tidak adanya
keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan
pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang
keindahan. Contohnya visual untuk perimbangan yang menyenangkan dilihat dan
karenanya disebut indah oleh bang yunani dulu ilah bentuk empat persegi.
Referensi:
buku
gunadarma
Komentar
Posting Komentar