Sosial&Politik
BAB
1
PENGERTIAN
SOSIOLOGI
1.
Pengertian Sosiologi
Sosiologi
dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang relatif masih baru, walau berkembangnya
tentang sosiologi udah cukup lama. Istilah sosiologi diperkenalkan oleh Aguste
comte, seorang ahli filsafat dari Perancis pada tahun 1839. Aguste Comte
membuat istilah sosiologi gabungan dari dua kata yang berasal dari bahasa yang
berlainan yaitu, Socius yang berasal dari bahasa latin yang berati kawan, dan
Logos berasal dari kata Yunani yang berati kata atau berbicara. Jadi sosiologi
berbicara mengenai masyarakat. Karena itu di definisikan tentang sosiologi
adalah beraneka ragam, tetapi pada dasarnya masing-masing pendapat menojolkan
segi masyarakat menunjukan dari bebagai sudut baik secara individu maupun kelompok.
Untuk lebih mengenal apa sebenernya sosiologi itu akan kami definisikan menurut
para ahli:
a. Peter
L. Berger menyatakan bahwa sosiologi adalah studi ilimiah mengenai hubungan
antara individu atau masyarakat.
b. Pitirim
Sooikin menyatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari: Hubungan
dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Misalnya
antara gejala-ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan
ekonomi; gerak masyarakat dan politik dan sebagainya
c. J.A.A
Van dorn dan C.J. Lammers menyatakan, bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan
tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil
d. Roucek
dan Warren berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dalam kelompok-kelompok.
e. Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu
masyarakat adalah ilmu yang mempelajari stuktur sosial dan proses-proses
sosial, termasuk perubah-perubahan sosial.
Di dalam pengertian sosiologi masyarakat tidak
dipandang sebagai suatu kumpulan individu atau sebagai penjumlahan dari
individu semata-mata, melainkan sebagai suatu pergaulan hidup. Oleh karena
manusia itu hidup bersama, dan masyarakat sebagai suatu sistem yang terbentuk
karena hubungan dari anggotanya.
2.
Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial
Sosiologi
masuk dalam kategori rumpun-rumpun ilmu sosial, ini dikarenakan pokok permasalahan
dalam ilmu sosial pada umumnya membicarakan kehidupan sosial manusia,
masyarakat atau kehidupan bersama. Sedangkan sosiologi dapat di katakan ilmu
yang membahas tentang masyarakat.
Dengan
demikian jelas bawah sosiologi adalah ilmu sosial, karena yang menjadi
bahasanya adalah masyarakat. Namun masyarakat yang di bahas ilmu-ilmu sosial
lain selain sosiologi adalah pada segi-segi khusus dari masyarakat tersebut.
Misalnya ilmu ekonomi berusaha memecahkan persoalan yang timbul karena tidak
memadainya persiadaan pangan jika di bandingkan dengan jumlah penduduk , di
samping itu juga membahas usaha-usaha manusia dalam upaya meningkatkan produksi
guna memenuhin kebutuhan masyarakat dan lainnya. Jadi ilmu ekonomi hanya
mempelajari segi ekonomi, sedangan sosiologi memperlajari segi masyarakatan
secara keseluruhan.
3.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Untuk
mengetahui secara pasti bahwa sosiologi dapat di kategorikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan adalah tidak terlampau sulit. Hal ini dapat kita atasi dengan
terlebih dahulu berusaha untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu
pengetahuan itu.
Soerjono
Soekanto menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (KnowLedge) yang
tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan tersebut
selalu dapat di kontrol atau diperiksa dengan kritis oleh setiap orang yang di
ingin mengetahuinya.
Diakui
perumusan diatas sebetulnya masih jauh dari sempurna, akan tetapi yang penting
adalah bahwa perumusan tersebut mencakup beberapa unsur pokok. Unsur-unsul
(elements) yang merupakan bagian-bagian yang tergabung dalam suatu kebulatan
tersebut adalah:
1. Pengetahuan
(KnowLedge)
2. Tersusun
secara sistematik
3. Menggunakan
pemikiran
4. Dapat
di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum
Ilmu adalah pengetahuan
yang di peroleh dengan menggunakan metode ilmiah dan disusum secra sistematis.
Jadi metode ilmiah bukanlah ilmu itu sendiri akan tetapi hanyaalah sebagai cara
untuk memperoleh pengetahuan yang dapat dipercaya keberannya. Ilmu sosiologi
yang di kategorikan sebagai ilmu sosial, jelaskan merupakan ilmu pengetahuan
yang terdiri sendiri karena telah memenuhi empat sifat dari ilmu pengatahuan
yaitu:
a. Sosiologi
bersifat empiris adalah sosiologi itu di dasarkan pada pengamatan dan
penalaran.
b. Sosiologi
bersifat teoritis adalah ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk
menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi.
c. Sosiologi
ersifat komulatif ini berati teori-teori sosiologi di bentuk atas dasar
teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta
memperhalus teori-teori lama.
d. Sosiologi
bersift non-etis adalah sosiologi dalam usahanya menggambarkan dan menjelaskan
masyarakat atau individu sama sekali tidak bermaksud untuk menanyakan apakah
masyarakaat dilihat dari segi moral baik atau tidak.
4.
Objek Sosiologi
Sosiologi sebagai
suatu ilmu, khususnya sebagai ilmu sosial jelas memiliki obyek. Obyek sosiologi
adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia dan proses
yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat ada ahli sosiologi
menanggap bahwa sosiologi mempunyai bidang tilikan khusus, ada pandangan bahwa
sosiologi mempelajari masyarakat secara umum.
Adapula
yang menyatakn, bahwa masyarakat adalah suatu sistem yang terwujud dari
kehidupan bersama manusia, yang lazim di sebut dengan kemasyarakatan. Sebagai
suatu bentuk kehiduapan bersamaa manusia, maka masyarakat itu mempunyai
ciri-ciri pkok yaitu:
1. Manusia
yang hidup bersama
2. Bergaul
selama jangka waktu yang cukup lama
3. Adanya
kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari kesatuan.
Segi struktual dinamakan pula struktul sosial, yaitu
keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah
sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok sosial, serta lapisan-lapisan sosial.
Yang di maksud dengan dinamika masyarakat yaitu adalah apa yang di sebut dengan
proses sosial, dan perubahan-perubahan sosial. Dengan kata lain proses sosial
adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila individu-individu dan
kelompok-kelompok manusia saling bertemu dengan menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan tersebut.
BAB
2
PROSES
SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
A.
Pengertian Proses Sosiologi
Proses
sosial yaitu cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan
dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa saja yang akan terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
Pengetahuan tentang sosial ini sangat penting terutama bagi para sosiologi
karena dengan adanya pengetahuan tentang proses-prosess sosial berati
kemungkinan seseorang memperoleh pengertian mengenai segi dinamis dari
masyarakat atau gerak dari masyarakat.
B.
Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial.
Prof.
Pr. Soerjono Soekamto dalam pengantar sosiologi menyatakan bahawa interaksi
sosial adalah kunci kehidupan sosial tidak ada inteaksi berati tidak mungkin
ada kehidupan bersama. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial
adalah dasar proses sosial, pengetian tersebut menunjukan pada
hubungan-hubungan sosial yang di lihat dari segi-segi dinamis. Dan interaksi
sosial sebagai bentuk umum dari proses sosial dapat juga dikatakan proses
sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas
sosial.
Jelas
bahwa tidak ada interaksi antara individu dengan individe kelompok dengan
kelompok individu dengan kelompok maka tidak mungkin pula ada kehidupan
bersama, juga tidak mungkin menghasilkan pergaulan hidup ataupun
aktivitas-aktivitas sosial lainnya. Mengenai interaksi sosial ada beberapa
macam interaksi yang biasanya dapat terjadi di masyarakat:
1. Interaksi
sosial antara kelompok-kelompok manusia, tapi pribadi terkait
2. Interaksi
sosial antara individu dan individu dimana masyarakat terkait.
Ada beberapa faktor sebagai dasar berlangsung suatu
interaksi antara lain:
1. fakto imitas
Imitas
yaitu setiap individu memiliki sifat kecenderungan untuk melakukan seperti yang
di lakukan oranglain.
2. faktor sugesti
Adalah
suatu proses yang mempengaruhi dari individu terhadapt individu lain, sehingga
ia dapat menerima norma dan pedoman tingkah laku tertentu tanpa melalui
pertimbangan terlebih dahulu.
3. faktor identifikasi
Maksud
identifikasi aadalah suatu kecenderungan yang tanapa di sadari untuk
menyamankan diri atau bertingkah laku yang sah seperti dilakukan pihak lain.
4. Faktor Simpati
Maksudnya adalah suatu
kecenderungan sikap merta dekat dengan tertarik untuk mengadakan hubungan
saling mengerti dan kerjasama daari pihak individu yang satu terhadap individu
lain.
C.
Syarat terjadinya interaksi sosial
1. Interaksi
sosial terjadi karena adanya kontak.
2. Interaksi
sosial terjadi karena adanya komunikasi.
D.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
1. Kerja Sama ( Cooperation)
Kerja
sama sebagai suatu proses merupakan bentuk interaksi yang pokok dan merupakan
proses yang utama. Bentuk-bentuk kerja sama:
-
Spontan, ini maksudnya kerja sama yang
terbentuk secara tidak merata.
-
Langsung, ini maksudnya kerja sama yang terbentuk
secara langsung berupa perintah dari atas atau penguasa.
-
Kontrak, ini maksudnya kerja sama atas
dasar suatu perjanjian tertentu.
-
Tradisional, ini maksudnya kerja sama
sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
2. Persaingan ( Compettion)
Dapat
di artikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok
manusia bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada
suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum, dengan cara menarik perhatian
publik atau mempertajam prasangka yang telah ada.
Persaingan mempunyai
dua tipe umum yakinin bersifat pribadi dan bersifat tidak pribadi.
Yang bersifat pribadi yaitu orang perorangan atau
individu secara langsung atau bersaingan misalnya untuk memperoleh kedudukan
suatu organisasi.
Yang bersifat tidak pribadi yaitu, yang langsung
bersaing adalah kelompok. Dalam hal ini persaingan dapat terjadi antara dua
perusahaan besar mendapatan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Tipe-tipe persaingan di atas dapat menghasilkan beberapa
bentuk persaingan yaitu antara lain:
-
Persaingan ekonomi
-
Persaingan kebudayaan
-
Persaingan kedudukan atau peranan
-
Persaingan ras
Bentuk-bentuk akomodasi:
1. Coersion
2. Compromise
3. Arbitrasion
4. Mediation
5. Conciliation
6. Toleration
7. Stalemate
8. Adjudication
BAB
3
KELOMPOK-KELOMPOK
SOSIAL
1.
Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok
sosial merupakan salah satu fokus perhatian dari pusat pemikiran sosiologis,
oleh karena titik tolaknya adaalaah kehidupan bersama kita telah mengetahui,
bahwa semua orang atau individu yang ada di dunia ini pada awalnya merupakan
anggota kelompok sosial yang bernama keluarga.
Mengenai
batasan pengertian dari kelompok sosial masih belum terdapat adanya kesamaan
pandangan tentang hal tersebut. Dengan tidak adanya keseragaman tersebut
menunjukan bahwa kelompok sosial itu memiliki banyak aspek. Untuk menjelaskan
apa yang di maksud dengan kelompok sosial., diperlukan kriteria untuk
menentukannya. Soerjono Soerkanto telah mengajurkan suatu kriteria yang telah
kita pakai , ia menyakatakan bahwa suatu kumpulan manusia itu dapat di sebut
sebagai kelompok sosial apabila memenuhi persyaratan tertentu antara lain:
a. Setiap
anggota kelompok tersebut harus saadar bahwa ia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan.
b. Ada
hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya dalam
kelompok tersebut
c. Ada
suatu faktor yang dimilik bersama oleh anggota-anggotannya kelompok itu.
Sehingga hubungan di antara mereka bertambah erat.
d. Bestuktur,
berkaidah, dan mempuyai pola perilaku.
Kelompok sosial dapat
di katakan sebagai kumpulan dari individu-individu memilii pola perilaku dan
saling berhubungan serta berinteraksi. Tipe-tipe kelompok sosial dapat di
klasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria:
1. Besar
kecilnya jumlah anggota
2. Derajat
interaksi sosial.
3. Kepentingan
dan wilayah.
4. Berlangsung
suatu kepentingan.
5. Derajat
organisasi
6. Kesadaran
akan jenis, hubungan sosial, dan tujuan yang sama.
2.
In group dan Out group
a. In
group apabila individu di dalam dengan kelompok mengindentifikasikan dirinya
dengan kelompok sosialnya sikap-sikap di dalam in-group pada umumnya di
dasarkan pada faktor simapti
b. Out
group apabila individu menggap suatu kelompok menjadi lawan dari in group sikap
out group. Selalu di tandai dengan suatu kelainan yang terwujud antipati.
3.
Primary Group dan secondary Group
a. Primary
Group adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya interaksi antara
anggota yang terjalin lebih intensif, lebih erat, dan lebih akrab. Primary
group sering berdialog dan bertatap muka karena mereka saling kenal dan dekat
atau yang biasa di sebut “ Face to Face”
b. Kelompok
sekunder pada kelomopok sekuder ini, anatara anggoa kelompok, terdapat hubungan
tak langsung, formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Diantara anggota
kelompok yang satu dengan yang lainnya bahkan tidak saling mengenal, dan tidak
akrab, sifatnya pun tidak permanen.
4.
Gemeinschaft dan Gessellschaft
a. Gemeinschaft
( Paguyuban)
Adalah bentuk kehidupan bersama
dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat
alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan
rasa kesatuan batin yang memang telah di kodratkan. Kehidupan tersebut juga
bersifat nyata dan organis, sebagaimana dapat di umpakan dengan organ tubuh
manusia dan hewan.
b. Gessellschaft ( Patembayan)
Merupakan ikatan batin yang bersifat
pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam
pikiran, waktu terbatas, bersifat pamrih ekonomis. Bentuk Gessellschaft
terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal
balik, misalnya ikatan antara pedangan, organisasi dalam suatu pabrik atau
industri dan lain sebagainya.
5.
Formal Group dan Informal Group
a. Formal
Group adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas
dan dengan sengaja di cipkan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan di
antara anggota-anggotannya.
b. Informal
Group adalah kelompok-kelompok yang tidak memiliki stuktur dan organisasi
ternetu dan pasti. Kelompok-kelompok tersebut pada umunya terbentuk karena
adanya pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan hal tersebut menjadi dasar
bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan berpengalaman yang sama.
6.
Kelompok-kelompok Sosial yang tidak teratur.
1. Kerumunan ( Crowd)
Kerumunan
akan selalu terjadi pada semua lapisan masyarakat di kota besar kerumunan
terjadi karena banyaknya berbagai macam aktivitas manusia yang dapat
menimbulkan daya taarik suatu masa yang selanjutnya berkumpul pada suatu tempat
ternetu, dapat di katakan bahwa kerumunan memiliki banyak latar belakang, maka
untuk lebih memperjelas tentang jenis-jenis kerumunan itu, Abdul Syani membagai
ke dalam dua jenis bentuk kerumunan yaitu:
1. Kerumunan
aktif
2. Kerumunan
eksprestif
2. Publik
Pulik
sering juga di sebut dengan khalayak umum atau khalayak ramai. Publik bukanlah
kelompok yang utuh ataupun merupakan kesatuan pada publik ramai interaksi
dianatara individu yang lainnya adalah di lakukan secara tidak langsung yakin
media komunikasi misalnya: majalah, surat kabar, radio, televisi, dan lain
seebagainya.
BAB 4
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
1.
Kebudayaan
Istilah kebudayaan
sering di artikan sama dengan kesenian , yaitu seni suara, seni tari, dan
seni-seni yang lainnya. Tetapi bila istilah kebudayaan di artikan menurut
ilmu-ilmu sosial, maka kesenian merupakan salah satu bagian dari
kemasyarakatan.
Kebudayaan
bila ditinjau dari Bahasa Indonesia, berasal dari bahasa sakseketa yaitu
Budhayah yang merupakan bentuk jamak dari budhi yang berati budi atau akal.
Jadi kebudayaan dapat di artikan sebagai hasil budi atau akal manusia yang
mencapai kesempurnaan hidup.
E.B Tylor merumuskan
definisikan kebudayaan adalah komplikasi ( jalinan) dalam keseluruhan yang
meliputi pengetahuan, kepercayaa, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat
istiadat serta lain-lain kenyataan dan kebiasan-kebiasan yang dilakukan manusia
sebagai anggota masyarakat.
Leslie
White merumuskan definisikan kebudayaan adalah suatu kumpulan gejala-gejala
yang terorganisasi yang terdiri dari tindakan-tindakan (pola perilaku),
benda-benda, ide-ide (kepercayan dan pengetahuan), dan perasaan-perasaan yang
semuanya itu tergantung dari penggunaan simbol-simbol.
Dalam
pandangan sosiologi, kebudayaan memiliki arti yang luas daripada itu.
Kebudayaan meliputi semual hal cipta, karsarasa dan karya manusia baik yang
material maupun non material.
Kebudayaan
material adalah hasil cipta, karsa, yang berujud benda-benda atau barang-barang
misalnya, adanya gedung-gedung, jalan, rumah, alat komunikasi, dan sebagainya.
Sedangakan kebudayaan non material adalah hasil cipta, karsa yang berwujud
kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat, kesusilaan, ilmu pengetahuan,
keyakinan, agama, dan sebagainya.
2.
Unsur-unsur Kebudayaan
Melville
J. Herskouits menyatakan 4unsur pokok kebudayaan yang meliput:
1. Alat-alat
teknologi
2. Sistem
ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan
politik
Sedangkan Bronislaw
Malinowski menyatakan unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut:
1. Sistem
norma-norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di
dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi
ekonomi
3. Alat-alat
dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang utama.
4. Organisasi
kekuatan
3.
Fungsi Kebudayaan
Fungsi
dari kebudayaan bagi masyarakat adalah besar sekali, karena kebutuhan-kebutuhan
masyarakat sebagai besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber dari
masyarakat itu sendiri. Ini terjadi, disebabkan karena sebabkan karena
terbatasnya kemampuan manusai. Karenanya kemampuan kebudayaan yang merupakan
hasil ciptaan manusia juga terbatas di dalam pemenuhan segala kebutuhannya.
Kebudayaan
material yang terwujud teknologi yang di hasilkan oleh masyarakat pada umumnya
memiliki kegunaan untuk melindungi masyarakat dari lingkaran alam unsur-unsur
teknologi menurut Koentjoroningrat meliputi 7unsur yaitu:
1. Alat-alat
produktif.
2. senjata
3. wadah
4. makanan
dan minuman.
5. Pakaian
dan perhiasaan
6. Tempat
perlindungan atau perumahan
7. Alat-alat
transpor
4.
Norma
Normala
adalah potakan perilaku dalam suatu kelompok terntu, norma memungkinkan
seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagimana tindakannya itu akandi
nilai oleh orang lain; dan norma ini merupakan kriteria bagi oranglain untuk
mendukung atau menolak perilaku sesorang.
Emile
Durkheim menyatakan bahwa norma adalah sesuatu yang berada di luar individu.
Membatasi mereka dan mengendalikan tingkah laku mereka.
Dengan
demikian norma memaksa orang brtindak sesuai dengan apa yang tercantum dalam
norma tersebut. Kalau terjadi pelanggaran, maka kepada orang yang melanggar itu
akan dikenakan sanksi, yaitu hukuman yang di terimanya karena pelanggaran
tersebut.
Norma-norma
yang berlaku didalam masyarakat, memiliki kekuatan meningkat yang berbeda-beda.
Ada norma yang lemah, sedang, dan kuat daya ikatnya. Pada norma yang daya
ikatnya kuat pada umumnya anggota masyarakat tidak berani melanggarnya. Untuk
membedakan kekuatan meningkat norma-norma tersebut secara sosiologis diekanl
adanya empat pengertian yaitu:
1. Cara
(usage)
2. Kebiasaan
( folkways)
3. Tata
kelakuan ( mores)
4. Adat
istiadat ( custom )
5.
Macam-macam Lembaga Sosial
Koentjoroningrat
menklasifikasikan lembaga sosial tau pratana-pratana kemasyarakatan menjadi
depan macam yaitu:
1. Pratana
yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan ( krinship ) atau
domestic institutions.
2. Pratana
yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia unutuk mata pencaharian hidup (
economic institutions)
3. Pratana
yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia.
4. Pratana
yang beertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan.
5. Pratana
yang bertujuan memenuhi kebutuan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan
reakreasi
6. Pratana
yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan tuhan atau
alam gaib.
7. Pratana
bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dan mengatur kehidupan berkelompok atau
bernegara.
8. Pratana
bertujuan mengurus kebutan jasmaniah manusia.
BAB
5
PELAPISAN
SOSIAL
1.
Pengertian Stratifikasi Sosial
Seorang
filsuf bangsa Yunani yaitu Aristoteles mengatakan, bahwa di dalam tiap-tiap
negara terdapat 3 unsur lapisan masyarakat, yaitu mereka yang kaya sekali,
mereka yang berada di tengah-tengah dan mereka yang melarat.
Pitirim A. Sorokin
menyatakanbhawa sistem lapisan dalam masyarakat itu, adalah merupakan ciri yang
tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teraktur.
Menurut
Drs. Roberk. M. Z Lawang, menanyatakan bahwa stratifikasi sosial adalah
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke
dalam lapisan-lapisan hierarkismenurut dimensi kekuasaan, privilese, dan
prestise.
Dari
dua definisi tentang stratifikasi sosial di atas, menunjukan pada
perbedaan-perbedaan yang menggolongkan masyarakat berada pada lapisan yang
mana. Dan bentuk-bentuk lapisan yang dapat meenggolongkan seseorang berada pada
lapisan yang mana itupun berada –beda dan banyak sekali. Dan mengenai lapisan
masyarakat ini, disadari telah ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan
bersama di dalam satu organisasi sosial.
2.
Konsep-konsep Stratifikasi Sosial
Kosep
tersebut antara lain:
1. Penggolongan
2. Sistem
sosial.
3. Lapisan
Hierarkis.
4. Kekuasaan
5. Privilese
6. Prestise.
Sistem
Sosial
Sistem
sosial dalam hubungan dengan sistem stratifikasi harus dilihat sebagai sesuatu
yang membatasi dimana penggolongan itu berlaku. Dalam keluarga, sang suami
secara objektif maupun secara subjektif di golongan dan menggolongkan dirinya
sebagai yang lebih tinggi daripada istri dan anak-anaknya. Tetapi dalam kampung
sebagai kesatuan sistem yang lebih luas, sang suami bisa saja lebih rendah dan
lainnya. Misalnya: dengan kepala kampung, ( kampung suku) dan lainnya.
Kekuasaan
Menurut
Max weber kekuasaan adalah kesempatan yang ada pada sesorang atau sejumlah
orang untuk melaksanakan kemauannya sendiri dalam suatu tindak sosial, meskipun
mendapat tantangan dari orang lain yang terlibat dalam tindakan itu.
Seeorang
Gubenur contohnya, beliau memiliki kesempatan untuk melaksanakan kemauannya
pada orang lain. Kesempatan yang ada pada seorang Gubernur jauh lebih besar
dari pada yang di miliki oleh seorang lurah
misalnya. Kesempatan yang dimiliki oleh seorang Gubernur dapaat kita
lihat antara lain bahwa: beliau adalah orang yang dihormati dalam masyarakat,
disegani, punya uang yang lebih banyak dari pada petani di desa.
Berdasarkan
hal ini kita membagi kekuasaan menjadi 3 jenis:
1. Kekuasaan
Utilitarian
2. Kekuasaan
Koersif
3. Kekuasaan
Persuasif
Privilese
Privilese
artinya hak istimewa, hak medahului, hak untuk memperoleh perlakukan khusus.
Dalam studi stratifikasi sosial, minimal privilese ini dihubungkan dalam dua
hal yaitu: ekonomi dan budayaan.
Privilese
Ekonomi
1. Dalam
bidang pendidikan
2. Dalam
bidang kesehatan
3. Dalam
bidang pekerjaan
Privilese
Budayaan
Kebudayaan
daopat memberi hak istimewa secara tidak langsung dan yang memungkinkan mereka
yang memilikinya dapat memperoleh privilese dalam bidang ekonomi. Itu berati
bahwa tekanan privilese yang kita maksudkan disini adalah bidang ekonomi. Salah
satu alasannya adalah bahwa ekonomi itu sangat penting dalam kehidupan manusia.
A.
Hubungan Antardimensi Stratifikasi Sosial
Yang
di maksud dimensi disini adalah kekuasaan, privilese, dan prestise. Sedangkan
yang dimaksudkan dengan hubungan adalah terutama mengenai penjelasan apakah
kalau orang itu berkuasa juga berprivilese dan sebaliknya. Kalau seorang itu
dalam dimensi kekuasaan berada pada lipasan atas ( atau lapisan dalam), dan
dalam dimensi privilese juga berada pada lapisan atas, maka gejelas stratifikasi
sosial untuk orang tersebut bersifat konsisten.
B.
Mobilitas Sosial
Mobilitas dalam
bahasa Indonesia berati gerak. Dalam hubungannya dengan konsep stratifikasi
sosial, mobilitas berati gerak yang menghasilkan perpindahan tempat. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi
dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu demensi lainnya.
Definisi ini akan dapat kita pahami dengan mudah, apabila dihubungkan secara
langsung dengan kedua jenis mobilitas sosial yang sering dibicarakan dalam
stratifikasi sosial yaitu: mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal.
Mobilitas
vertikal adalah perpindahan poisis dari yang lebih rendah ke mobilitas vertikal
yang lebih tinggi , atau sebaliknya contohnya : dulu sudara miskin dan sekarang
saudara menjadi kaya. Selain mobilitas vertikal intragenerasi , ada juga
mobilitas vertikal intergenerasi. Artinya, mobilitas itu tidak terjadi dalam
diri orang itu sendiri ( seperti halnya kenaikan pangkat) tetapi terjadi dua
generasi. Contoh yang paling jelas adalah anak dan bapa. Kalau dulu bapaknya
kaya, dan sekarang anaknya menjadi miskin. Itu berati keluarga itu mengalami
mobilitas vertikal menurun. Atau sebalikny, dulu kalau bapanya miskin dan
anaknya menjadi kaya dan itu menjadi mobilitas vertikal naik.
Sekarang
apa yang dimaksud dengan mobilitas horizontal. Dari namanya saja horizontal
berati datar. Gerak horizontal berati gerak ke kiri dan ke kanan, ke depan, dan
kebelakang . untuk lebih jelasnya kita kaitakan dengan stratifikasi mempunyai 3
definisi yaitu : kekuasaan, privilese,
dan presite. Dan setiap dimensi dapat kita bagi lagi dalam 3 laapisan: atas,
menengah, dan bawah. Si koko menurut dimensi
privilese berada pada lapisan menengah, alasannya karena ia adalah
petani kaya, dia memiliki sawah dan harta benda yang cukup banyak. Berdasarkan
perhitungan statistik si Koko memang di golongkan sebagai orang yang tidak
terlalu kaya , tapi tidak terlaku miskin. Pada suatu saat si Koko merasa tidak
begitu enak lagi bekerja petani. Lalu dia memutuskan untuk menjadi pedagang
pupuk . ternyata pilihan ini tepat sekali dan secara ekonomis dia merasa puas.
Di dalam analisa stratifikasi sosial si Koko mengalami mobilitas horizontal.
BAB
6
MASALAH
SOSIAL
A.
Pendahuluan
Gejala-gejala
yang wajar di dalam masyarakat adalah merupakan telaan utama dari sosiologi.
Ada pun gejala-gejala yang wajar tersebut antara lain: norma-norma, kelompok
sosial, lapisan masyarakat, lembaga kemasyarakatan, proses sosial, dan
kebudayaan serta perwujudannya.
Untuk
kita ketahui bahwa tidak semua gejala-gejala tersebut di atas berjalan secara
normal seperti yang dikehendaki oleh masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala
yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal. Hal tersebut karena unsur-unsur
masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan
kekecewaan dan penderitaan. Dan gejala-gejala tersebut dinamakan
masalah-masalah sosial. Masalah-masalah sosial berada dengan problem-problem
lainnya di dalam masyarakat, karena masalah-masalah sosial punya hubungan erat
dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Masalah
tersebut bersifat sosial karena berkaitan dengan hubungan antara manusia dan di
dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Adapun hal ini dinamakan
maslah karena berkaitan dengan gejala-gejala yang menggangu kelangsungan dalam
masyarakat. Jadi berati bahwa masalah-masalah sosial menyangkut nilai-nilai
sosial yang mencangkup pula segi moral, karena untuk dapat mengklasifikasikan
suatu persoalan sebagai maslah sosial, maka harus gunakan penilian sebagai
ukuran.
B.
Masalah Sosial, Batasan dan Pengertian
Kadang-kadang
masalah sosial di bedakan dalam dua macam persoalan itu: Masalah masyarakat
dengan problem sosial.
Masalah
masyarakat menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat,
sedang yang kedua yaitu problem sosial adalah meneliti gejala-gejala abnormal
masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau menghilangkan gejala-gejala
abnormal tersebut.
Dikatakan
sosiologi menyelidiki persoalan-persoalan umum daalam masyarakat, ini maksudnya
agar dapat menemukan dan menfasirkan kenyataan-kenyataan kehidupan masyarakat.
Sedangkan usaha-usaha perubahannya merupakan bagian dari pekerjaan sosial.
Dengan kata lain, sosiologi berusaha unutuk memahami kekuatan-kekuatan dasar
yang berada di belakang tata kelakuan sosial
Sosiologi menyangkut teori yang hanya dalam
batas tertentu menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Meskipun sosiologi
meneliti gejala-gejala kemasyarakatan, namun perlu juga mempelajari
masalah-masalah sosial. Karena ia merupakan aspek-aspek tata kelakuan sosial,
dengan demikian sosiologi juga berusaha mempelajari masalah-masalah seperti :
-
Kejahatan
-
Konflik atas ras.
-
Kemiskinan.
-
Perceraian.
-
Pelacuran.
-
Delinkuensi anak.
-
Dan lain-lainnya.
Hanya dalam hal ini oleh karena sosiologi bertujuan
untuk menemukan sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Jadi sosiologi tidak
terlalu menekankan pada pemecahan atau jalan keluar dari masalah-maslah
tertentu.
Masalah-masalah
sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial, atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga
kelompok tertentu, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam
keadaan normal terdapat intergrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan
antara unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan sosial akan
terganggu sehingga mengkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.
C.
Sebab-sebab Terjadinya Masalah Sosial.
Sebab
terjadi masalah sosial yaitu timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia
atau kelompok sosial yang sumbernya pada faktor:
-
Ekonomis: penggaguran, kemiskinan, dll.
-
Biologis: penyakit
-
Biopsikologis: penyakit saraf, bunuh
diri, disorganisasi, dll.
-
Kebudayaan: perceraian, kejahatan,
kenakalan naka-anak, konflik rasial, keagamaan.
Setiap masyarakat
mempunyai normal yang tidak lepas dari kesejahteraan kebendaan, kesehatan
fisik, kesehatan metal, serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial.
Penyimpanan-penyimpanan terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal
yang tentunya merupakan masalah sosial.
D.
Manfaat Penelitian Sosiologi Bagi Pembangunan.
Mengenai
manfaat penelitian sosiologi kita batasi pada kaitannya dengan tahap-tahap pembangunan.
Untuk itu pada tahap awal yaitu perencanaan pembangunan diperlukan data yang
relatif lengkap mengenai masyarakat yang akan di bangun.
Data yang dimaksud mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Pola
interaksi adalah hal yang penting dalam menciptakan suasana yang mendukung
pembangunan. Dengan mengetahui pola interaksi sosial yang berkembang dalam
masyarakat.
2. Kelompok-kelompok
sosial yang menjadi bagian masyarakat adalah ada kelompok sosial yang mempunyai
kekuasaan tidak resmi, yang dapat dijadikan panutan bagi pembangunan.
3. Kebudayaan
yang berintikan pada nilai-nilai yaitu:
-
Nilai-nilai yang mendukung pembangunan.
-
Ada yang tidak mempunyai pengaruh
negatif terhadap pembangunan.
-
Ada yang menghalangin pembangunan.
Pada tahap penerapan dan pelaksaan,
penelitian mengenai perubahan sosial juga penting. Dengan pengetahuan mengenai
perubuhan sosial yang telah terjadi, akan dapat diketahui apakah pembangunan
berhasil dan kurang berhasi. Sebab perubahan itu ada yang negatif ada yaang
positif. Perubuhan yang positif perlu di kembangkan, sehingga nanti
membudayakan. Dan perubahan yang berakibat negatif perlu segala di netralisir
agar tidak menjadi membudayakan tandingan dalam masyarakat.
E.
Contoh beberapa Masalah Sosial Yang Penting.
1. Gelandangan
Gelangan
adalah masalah sosial serius bagi setiap kota, secara nyata agaknya persoalan
ini mencerminkan problema sosial yang besar yang dapat di temui dalam pergaulan
hidup manusia dimana-mana termasuk kota-kota di Indonesia.
1. sebab-sebab yang berhubungan dengan jasmani dan
rohani seperti:
a. Frustasi/tekanan
jiwa.
b. Cacat
mental.
c. Cacat
fisik.
d. Malas
bekerja
2. sebab-sebab sosial/masyarakat seperti:
a. Pengaruh-pengaruh
buruk daalam masyarakat ( perjudian, madat, dll)
b. Gangguan
keamanan dan bencana alam yang memaksa penduduk desa mengungsi berubanisasi ke
kota.
c. Pengaruh
konflik sosial dimana terdapat ketidak serasian hidup antara penduduk-penduduk
desa yang mengadakan urbanisasi ke kota-kota dimana lapangan hidup daan
keahlian yang biasa di gunakan di desa tidak dapat digunakan di kota-kota.
3. sebab-sebab ekonomi
seperti:
a. Kesulitan
menanggung hidup lebih-lebih yang keluarganya besar.
b. Kecilnya
pendapatan perkapita sehingga lambat laun tak dapat bekerja terus.
c. Kegagalan
di bidang pertanian ( areal tanah tidak di perluas lagi untuk pertanian) belum
berkembanganya industri sehingga tidak dapat menampung tenaga kerja.
Komentar
Posting Komentar