Sosial&Politik

BAB 1
PENGERTIAN SOSIOLOGI

1. Pengertian Sosiologi
            Sosiologi dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang relatif masih baru, walau berkembangnya tentang sosiologi udah cukup lama. Istilah sosiologi diperkenalkan oleh Aguste comte, seorang ahli filsafat dari Perancis pada tahun 1839. Aguste Comte membuat istilah sosiologi gabungan dari dua kata yang berasal dari bahasa yang berlainan yaitu, Socius yang berasal dari bahasa latin yang berati kawan, dan Logos berasal dari kata Yunani yang berati kata atau berbicara. Jadi sosiologi berbicara mengenai masyarakat. Karena itu di definisikan tentang sosiologi adalah beraneka ragam, tetapi pada dasarnya masing-masing pendapat menojolkan segi masyarakat menunjukan dari bebagai sudut baik secara individu maupun kelompok. Untuk lebih mengenal apa sebenernya sosiologi itu akan kami definisikan menurut para ahli:
a.       Peter L. Berger menyatakan bahwa sosiologi adalah studi ilimiah mengenai hubungan antara individu atau masyarakat.
b.      Pitirim Sooikin menyatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari: Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Misalnya antara gejala-ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dan politik dan sebagainya
c.       J.A.A Van dorn dan C.J. Lammers menyatakan, bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil
d.      Roucek dan Warren berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
e.       Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari stuktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubah-perubahan sosial.
Di dalam pengertian sosiologi masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan individu atau sebagai penjumlahan dari individu semata-mata, melainkan sebagai suatu pergaulan hidup. Oleh karena manusia itu hidup bersama, dan masyarakat sebagai suatu sistem yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya.
2. Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial
            Sosiologi masuk dalam kategori rumpun-rumpun ilmu sosial, ini dikarenakan pokok permasalahan dalam ilmu sosial pada umumnya membicarakan kehidupan sosial manusia, masyarakat atau kehidupan bersama. Sedangkan sosiologi dapat di katakan ilmu yang membahas tentang masyarakat.
            Dengan demikian jelas bawah sosiologi adalah ilmu sosial, karena yang menjadi bahasanya adalah masyarakat. Namun masyarakat yang di bahas ilmu-ilmu sosial lain selain sosiologi adalah pada segi-segi khusus dari masyarakat tersebut. Misalnya ilmu ekonomi berusaha memecahkan persoalan yang timbul karena tidak memadainya persiadaan pangan jika di bandingkan dengan jumlah penduduk , di samping itu juga membahas usaha-usaha manusia dalam upaya meningkatkan produksi guna memenuhin kebutuhan masyarakat dan lainnya. Jadi ilmu ekonomi hanya mempelajari segi ekonomi, sedangan sosiologi memperlajari segi masyarakatan secara keseluruhan.

3. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
            Untuk mengetahui secara pasti bahwa sosiologi dapat di kategorikan sebagai suatu ilmu pengetahuan adalah tidak terlampau sulit. Hal ini dapat kita atasi dengan terlebih dahulu berusaha untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan itu.
            Soerjono Soekanto menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (KnowLedge) yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan tersebut selalu dapat di kontrol atau diperiksa dengan kritis oleh setiap orang yang di ingin mengetahuinya.
            Diakui perumusan diatas sebetulnya masih jauh dari sempurna, akan tetapi yang penting adalah bahwa perumusan tersebut mencakup beberapa unsur pokok. Unsur-unsul (elements) yang merupakan bagian-bagian yang tergabung dalam suatu kebulatan tersebut adalah:
1.      Pengetahuan (KnowLedge)
2.      Tersusun secara sistematik
3.      Menggunakan pemikiran
4.      Dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum
Ilmu adalah pengetahuan yang di peroleh dengan menggunakan metode ilmiah dan disusum secra sistematis. Jadi metode ilmiah bukanlah ilmu itu sendiri akan tetapi hanyaalah sebagai cara untuk memperoleh pengetahuan yang dapat dipercaya keberannya. Ilmu sosiologi yang di kategorikan sebagai ilmu sosial, jelaskan merupakan ilmu pengetahuan yang terdiri sendiri karena telah memenuhi empat sifat dari ilmu pengatahuan yaitu:
a.       Sosiologi bersifat empiris adalah sosiologi itu di dasarkan pada pengamatan dan penalaran.
b.      Sosiologi bersifat teoritis adalah ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi.
c.       Sosiologi ersifat komulatif ini berati teori-teori sosiologi di bentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori lama.
d.      Sosiologi bersift non-etis adalah sosiologi dalam usahanya menggambarkan dan menjelaskan masyarakat atau individu sama sekali tidak bermaksud untuk menanyakan apakah masyarakaat dilihat dari segi moral baik atau tidak.
4. Objek Sosiologi
          Sosiologi sebagai suatu ilmu, khususnya sebagai ilmu sosial jelas memiliki obyek. Obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat ada ahli sosiologi menanggap bahwa sosiologi mempunyai bidang tilikan khusus, ada pandangan bahwa sosiologi mempelajari masyarakat secara umum.
            Adapula yang menyatakn, bahwa masyarakat adalah suatu sistem yang terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim di sebut dengan kemasyarakatan. Sebagai suatu bentuk kehiduapan bersamaa manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pkok yaitu:
1.      Manusia yang hidup bersama
2.      Bergaul selama jangka waktu yang cukup lama
3.      Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari kesatuan.
Segi struktual dinamakan pula struktul sosial, yaitu keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok sosial, serta lapisan-lapisan sosial. Yang di maksud dengan dinamika masyarakat yaitu adalah apa yang di sebut dengan proses sosial, dan perubahan-perubahan sosial. Dengan kata lain proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila individu-individu dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dengan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.











BAB 2
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

A. Pengertian Proses Sosiologi
            Proses sosial yaitu cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa saja yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Pengetahuan tentang sosial ini sangat penting terutama bagi para sosiologi karena dengan adanya pengetahuan tentang proses-prosess sosial berati kemungkinan seseorang memperoleh pengertian mengenai segi dinamis dari masyarakat atau gerak dari masyarakat.
B. Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial.
            Prof. Pr. Soerjono Soekamto dalam pengantar sosiologi menyatakan bahawa interaksi sosial adalah kunci kehidupan sosial tidak ada inteaksi berati tidak mungkin ada kehidupan bersama. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah dasar proses sosial, pengetian tersebut menunjukan pada hubungan-hubungan sosial yang di lihat dari segi-segi dinamis. Dan interaksi sosial sebagai bentuk umum dari proses sosial dapat juga dikatakan proses sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial.
            Jelas bahwa tidak ada interaksi antara individu dengan individe kelompok dengan kelompok individu dengan kelompok maka tidak mungkin pula ada kehidupan bersama, juga tidak mungkin menghasilkan pergaulan hidup ataupun aktivitas-aktivitas sosial lainnya. Mengenai interaksi sosial ada beberapa macam interaksi yang biasanya dapat terjadi di masyarakat:
1.      Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia, tapi pribadi terkait
2.      Interaksi sosial antara individu dan individu dimana masyarakat terkait.
Ada beberapa faktor sebagai dasar berlangsung suatu interaksi antara lain:
1. fakto imitas
            Imitas yaitu setiap individu memiliki sifat kecenderungan untuk melakukan seperti yang di lakukan oranglain.
2. faktor sugesti
            Adalah suatu proses yang mempengaruhi dari individu terhadapt individu lain, sehingga ia dapat menerima norma dan pedoman tingkah laku tertentu tanpa melalui pertimbangan terlebih dahulu.
3. faktor identifikasi
            Maksud identifikasi aadalah suatu kecenderungan yang tanapa di sadari untuk menyamankan diri atau bertingkah laku yang sah seperti dilakukan pihak lain.
4. Faktor Simpati
Maksudnya adalah suatu kecenderungan sikap merta dekat dengan tertarik untuk mengadakan hubungan saling mengerti dan kerjasama daari pihak individu yang satu terhadap individu lain.
C. Syarat terjadinya interaksi sosial
1.      Interaksi sosial terjadi karena adanya kontak.
2.      Interaksi sosial terjadi karena adanya komunikasi.
D. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
1. Kerja Sama ( Cooperation)
            Kerja sama sebagai suatu proses merupakan bentuk interaksi yang pokok dan merupakan proses yang utama. Bentuk-bentuk kerja sama:
-          Spontan, ini maksudnya kerja sama yang terbentuk secara tidak merata.
-          Langsung, ini maksudnya kerja sama yang terbentuk secara langsung berupa perintah dari atas atau penguasa.
-          Kontrak, ini maksudnya kerja sama atas dasar suatu perjanjian tertentu.
-          Tradisional, ini maksudnya kerja sama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
2. Persaingan ( Compettion)
            Dapat di artikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum, dengan cara menarik perhatian publik atau mempertajam prasangka yang telah ada.
Persaingan mempunyai dua tipe umum yakinin bersifat pribadi dan bersifat tidak pribadi.
Yang bersifat pribadi yaitu orang perorangan atau individu secara langsung atau bersaingan misalnya untuk memperoleh kedudukan suatu organisasi.
Yang bersifat tidak pribadi yaitu, yang langsung bersaing adalah kelompok. Dalam hal ini persaingan dapat terjadi antara dua perusahaan besar mendapatan monopoli di suatu wilayah tertentu.


Tipe-tipe persaingan di atas dapat menghasilkan beberapa bentuk persaingan yaitu antara lain:
-          Persaingan ekonomi
-          Persaingan kebudayaan
-          Persaingan kedudukan atau peranan
-          Persaingan ras
Bentuk-bentuk akomodasi:
1.      Coersion
2.      Compromise
3.      Arbitrasion
4.      Mediation
5.      Conciliation
6.      Toleration
7.      Stalemate
8.      Adjudication
















BAB 3
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL

1. Pengertian Kelompok Sosial
            Kelompok sosial merupakan salah satu fokus perhatian dari pusat pemikiran sosiologis, oleh karena titik tolaknya adaalaah kehidupan bersama kita telah mengetahui, bahwa semua orang atau individu yang ada di dunia ini pada awalnya merupakan anggota kelompok sosial yang bernama keluarga.
            Mengenai batasan pengertian dari kelompok sosial masih belum terdapat adanya kesamaan pandangan tentang hal tersebut. Dengan tidak adanya keseragaman tersebut menunjukan bahwa kelompok sosial itu memiliki banyak aspek. Untuk menjelaskan apa yang di maksud dengan kelompok sosial., diperlukan kriteria untuk menentukannya. Soerjono Soerkanto telah mengajurkan suatu kriteria yang telah kita pakai , ia menyakatakan bahwa suatu kumpulan manusia itu dapat di sebut sebagai kelompok sosial apabila memenuhi persyaratan tertentu antara lain:
a.       Setiap anggota kelompok tersebut harus saadar bahwa ia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
b.      Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya dalam kelompok tersebut
c.       Ada suatu faktor yang dimilik bersama oleh anggota-anggotannya kelompok itu. Sehingga hubungan di antara mereka bertambah erat.
d.      Bestuktur, berkaidah, dan mempuyai pola perilaku.

Kelompok sosial dapat di katakan sebagai kumpulan dari individu-individu memilii pola perilaku dan saling berhubungan serta berinteraksi. Tipe-tipe kelompok sosial dapat di klasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria:
1.      Besar kecilnya jumlah anggota
2.      Derajat interaksi sosial.
3.      Kepentingan dan wilayah.
4.      Berlangsung suatu kepentingan.
5.      Derajat organisasi
6.      Kesadaran akan jenis, hubungan sosial, dan tujuan yang sama.



2. In group dan Out group
a.       In group apabila individu di dalam dengan kelompok mengindentifikasikan dirinya dengan kelompok sosialnya sikap-sikap di dalam in-group pada umumnya di dasarkan pada faktor simapti
b.      Out group apabila individu menggap suatu kelompok menjadi lawan dari in group sikap out group. Selalu di tandai dengan suatu kelainan yang terwujud antipati.

3. Primary Group dan secondary Group
a.       Primary Group adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya interaksi antara anggota yang terjalin lebih intensif, lebih erat, dan lebih akrab. Primary group sering berdialog dan bertatap muka karena mereka saling kenal dan dekat atau yang biasa di sebut “ Face to Face”
b.      Kelompok sekunder pada kelomopok sekuder ini, anatara anggoa kelompok, terdapat hubungan tak langsung, formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Diantara anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya bahkan tidak saling mengenal, dan tidak akrab, sifatnya pun tidak permanen.
4. Gemeinschaft dan Gessellschaft
a.       Gemeinschaft ( Paguyuban)
Adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah di kodratkan. Kehidupan tersebut juga bersifat nyata dan organis, sebagaimana dapat di umpakan dengan organ tubuh manusia dan hewan.
      b.  Gessellschaft ( Patembayan)
Merupakan ikatan batin yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran, waktu terbatas, bersifat pamrih ekonomis. Bentuk Gessellschaft terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik, misalnya ikatan antara pedangan, organisasi dalam suatu pabrik atau industri dan lain sebagainya.

5. Formal Group dan Informal Group
a.       Formal Group adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja di cipkan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan di antara anggota-anggotannya.
b.      Informal Group adalah kelompok-kelompok yang tidak memiliki stuktur dan organisasi ternetu dan pasti. Kelompok-kelompok tersebut pada umunya terbentuk karena adanya pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan hal tersebut menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan berpengalaman yang sama.

6. Kelompok-kelompok Sosial yang tidak teratur.
1. Kerumunan ( Crowd)
            Kerumunan akan selalu terjadi pada semua lapisan masyarakat di kota besar kerumunan terjadi karena banyaknya berbagai macam aktivitas manusia yang dapat menimbulkan daya taarik suatu masa yang selanjutnya berkumpul pada suatu tempat ternetu, dapat di katakan bahwa kerumunan memiliki banyak latar belakang, maka untuk lebih memperjelas tentang jenis-jenis kerumunan itu, Abdul Syani membagai ke dalam dua jenis bentuk kerumunan yaitu:
1.      Kerumunan aktif
2.      Kerumunan eksprestif
2. Publik
            Pulik sering juga di sebut dengan khalayak umum atau khalayak ramai. Publik bukanlah kelompok yang utuh ataupun merupakan kesatuan pada publik ramai interaksi dianatara individu yang lainnya adalah di lakukan secara tidak langsung yakin media komunikasi misalnya: majalah, surat kabar, radio, televisi, dan lain seebagainya.













BAB 4
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT

1. Kebudayaan
Istilah kebudayaan sering di artikan sama dengan kesenian , yaitu seni suara, seni tari, dan seni-seni yang lainnya. Tetapi bila istilah kebudayaan di artikan menurut ilmu-ilmu sosial, maka kesenian merupakan salah satu bagian dari kemasyarakatan.
            Kebudayaan bila ditinjau dari Bahasa Indonesia, berasal dari bahasa sakseketa yaitu Budhayah yang merupakan bentuk jamak dari budhi yang berati budi atau akal. Jadi kebudayaan dapat di artikan sebagai hasil budi atau akal manusia yang mencapai kesempurnaan hidup.
E.B Tylor merumuskan definisikan kebudayaan adalah komplikasi ( jalinan) dalam keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaa, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat serta lain-lain kenyataan dan kebiasan-kebiasan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.
            Leslie White merumuskan definisikan kebudayaan adalah suatu kumpulan gejala-gejala yang terorganisasi yang terdiri dari tindakan-tindakan (pola perilaku), benda-benda, ide-ide (kepercayan dan pengetahuan), dan perasaan-perasaan yang semuanya itu tergantung dari penggunaan simbol-simbol.
            Dalam pandangan sosiologi, kebudayaan memiliki arti yang luas daripada itu. Kebudayaan meliputi semual hal cipta, karsarasa dan karya manusia baik yang material maupun non material.
            Kebudayaan material adalah hasil cipta, karsa, yang berujud benda-benda atau barang-barang misalnya, adanya gedung-gedung, jalan, rumah, alat komunikasi, dan sebagainya. Sedangakan kebudayaan non material adalah hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat, kesusilaan, ilmu pengetahuan, keyakinan, agama, dan sebagainya.

2. Unsur-unsur Kebudayaan
            Melville J. Herskouits menyatakan 4unsur pokok kebudayaan yang meliput:
1.      Alat-alat teknologi
2.      Sistem ekonomi
3.      Keluarga
4.      Kekuasaan politik
Sedangkan Bronislaw Malinowski menyatakan unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut:
1.      Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2.      Organisasi ekonomi
3.      Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama.
4.      Organisasi kekuatan

3. Fungsi Kebudayaan
            Fungsi dari kebudayaan bagi masyarakat adalah besar sekali, karena kebutuhan-kebutuhan masyarakat sebagai besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber dari masyarakat itu sendiri. Ini terjadi, disebabkan karena sebabkan karena terbatasnya kemampuan manusai. Karenanya kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaan manusia juga terbatas di dalam pemenuhan segala kebutuhannya.
            Kebudayaan material yang terwujud teknologi yang di hasilkan oleh masyarakat pada umumnya memiliki kegunaan untuk melindungi masyarakat dari lingkaran alam unsur-unsur teknologi menurut Koentjoroningrat meliputi 7unsur yaitu:
1.      Alat-alat produktif.
2.      senjata
3.      wadah
4.      makanan dan minuman.
5.      Pakaian dan perhiasaan
6.      Tempat perlindungan atau perumahan
7.      Alat-alat transpor

4. Norma
            Normala adalah potakan perilaku dalam suatu kelompok terntu, norma memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagimana tindakannya itu akandi nilai oleh orang lain; dan norma ini merupakan kriteria bagi oranglain untuk mendukung atau menolak perilaku sesorang.
            Emile Durkheim menyatakan bahwa norma adalah sesuatu yang berada di luar individu. Membatasi mereka dan mengendalikan tingkah laku mereka.
            Dengan demikian norma memaksa orang brtindak sesuai dengan apa yang tercantum dalam norma tersebut. Kalau terjadi pelanggaran, maka kepada orang yang melanggar itu akan dikenakan sanksi, yaitu hukuman yang di terimanya karena pelanggaran tersebut.
            Norma-norma yang berlaku didalam masyarakat, memiliki kekuatan meningkat yang berbeda-beda. Ada norma yang lemah, sedang, dan kuat daya ikatnya. Pada norma yang daya ikatnya kuat pada umumnya anggota masyarakat tidak berani melanggarnya. Untuk membedakan kekuatan meningkat norma-norma tersebut secara sosiologis diekanl adanya empat pengertian yaitu:
1.      Cara (usage)
2.      Kebiasaan ( folkways)
3.      Tata kelakuan ( mores)
4.      Adat istiadat ( custom )

5. Macam-macam Lembaga Sosial
            Koentjoroningrat menklasifikasikan lembaga sosial tau pratana-pratana kemasyarakatan menjadi depan macam yaitu:
1.      Pratana yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan ( krinship ) atau domestic institutions.
2.      Pratana yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia unutuk mata pencaharian hidup ( economic institutions)
3.      Pratana yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia.
4.      Pratana yang beertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan.
5.      Pratana yang bertujuan memenuhi kebutuan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan reakreasi
6.      Pratana yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan tuhan atau alam gaib.
7.      Pratana bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dan mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara.
8.      Pratana bertujuan mengurus kebutan jasmaniah manusia.








BAB 5
PELAPISAN SOSIAL

1. Pengertian Stratifikasi Sosial
            Seorang filsuf bangsa Yunani yaitu Aristoteles mengatakan, bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat 3 unsur lapisan masyarakat, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang berada di tengah-tengah dan mereka yang melarat.
Pitirim A. Sorokin menyatakanbhawa sistem lapisan dalam masyarakat itu, adalah merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teraktur.
            Menurut Drs. Roberk. M. Z Lawang, menanyatakan bahwa stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkismenurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
            Dari dua definisi tentang stratifikasi sosial di atas, menunjukan pada perbedaan-perbedaan yang menggolongkan masyarakat berada pada lapisan yang mana. Dan bentuk-bentuk lapisan yang dapat meenggolongkan seseorang berada pada lapisan yang mana itupun berada –beda dan banyak sekali. Dan mengenai lapisan masyarakat ini, disadari telah ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama di dalam satu organisasi sosial.

2. Konsep-konsep Stratifikasi Sosial  
            Kosep tersebut antara lain:
1.      Penggolongan
2.      Sistem sosial.
3.      Lapisan Hierarkis.
4.      Kekuasaan
5.      Privilese
6.      Prestise.

Sistem Sosial
            Sistem sosial dalam hubungan dengan sistem stratifikasi harus dilihat sebagai sesuatu yang membatasi dimana penggolongan itu berlaku. Dalam keluarga, sang suami secara objektif maupun secara subjektif di golongan dan menggolongkan dirinya sebagai yang lebih tinggi daripada istri dan anak-anaknya. Tetapi dalam kampung sebagai kesatuan sistem yang lebih luas, sang suami bisa saja lebih rendah dan lainnya. Misalnya: dengan kepala kampung, ( kampung suku) dan lainnya.
Kekuasaan
            Menurut Max weber kekuasaan adalah kesempatan yang ada pada sesorang atau sejumlah orang untuk melaksanakan kemauannya sendiri dalam suatu tindak sosial, meskipun mendapat tantangan dari orang lain yang terlibat dalam tindakan itu.
            Seeorang Gubenur contohnya, beliau memiliki kesempatan untuk melaksanakan kemauannya pada orang lain. Kesempatan yang ada pada seorang Gubernur jauh lebih besar dari pada yang di miliki oleh seorang lurah  misalnya. Kesempatan yang dimiliki oleh seorang Gubernur dapaat kita lihat antara lain bahwa: beliau adalah orang yang dihormati dalam masyarakat, disegani, punya uang yang lebih banyak dari pada petani  di desa.
            Berdasarkan hal ini kita membagi kekuasaan menjadi 3 jenis:
1.      Kekuasaan Utilitarian
2.      Kekuasaan Koersif
3.      Kekuasaan Persuasif
Privilese
            Privilese artinya hak istimewa, hak medahului, hak untuk memperoleh perlakukan khusus. Dalam studi stratifikasi sosial, minimal privilese ini dihubungkan dalam dua hal yaitu: ekonomi dan budayaan.
Privilese Ekonomi
1.      Dalam bidang pendidikan
2.      Dalam bidang kesehatan
3.      Dalam bidang pekerjaan
Privilese Budayaan
            Kebudayaan daopat memberi hak istimewa secara tidak langsung dan yang memungkinkan mereka yang memilikinya dapat memperoleh privilese dalam bidang ekonomi. Itu berati bahwa tekanan privilese yang kita maksudkan disini adalah bidang ekonomi. Salah satu alasannya adalah bahwa ekonomi itu sangat penting dalam kehidupan manusia.

A. Hubungan Antardimensi Stratifikasi Sosial
            Yang di maksud dimensi disini adalah kekuasaan, privilese, dan prestise. Sedangkan yang dimaksudkan dengan hubungan adalah terutama mengenai penjelasan apakah kalau orang itu berkuasa juga berprivilese dan sebaliknya. Kalau seorang itu dalam dimensi kekuasaan berada pada lipasan atas ( atau lapisan dalam), dan dalam dimensi privilese juga berada pada lapisan atas, maka gejelas stratifikasi sosial untuk orang tersebut bersifat konsisten.
B. Mobilitas Sosial
          Mobilitas dalam bahasa Indonesia berati gerak. Dalam hubungannya dengan konsep stratifikasi sosial, mobilitas berati gerak yang menghasilkan perpindahan tempat.  Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu demensi lainnya. Definisi ini akan dapat kita pahami dengan mudah, apabila dihubungkan secara langsung dengan kedua jenis mobilitas sosial yang sering dibicarakan dalam stratifikasi sosial yaitu: mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal.
            Mobilitas vertikal adalah perpindahan poisis dari yang lebih rendah ke mobilitas vertikal yang lebih tinggi , atau sebaliknya contohnya : dulu sudara miskin dan sekarang saudara menjadi kaya. Selain mobilitas vertikal intragenerasi , ada juga mobilitas vertikal intergenerasi. Artinya, mobilitas itu tidak terjadi dalam diri orang itu sendiri ( seperti halnya kenaikan pangkat) tetapi terjadi dua generasi. Contoh yang paling jelas adalah anak dan bapa. Kalau dulu bapaknya kaya, dan sekarang anaknya menjadi miskin. Itu berati keluarga itu mengalami mobilitas vertikal menurun. Atau sebalikny, dulu kalau bapanya miskin dan anaknya menjadi kaya dan itu menjadi mobilitas vertikal naik.
            Sekarang apa yang dimaksud dengan mobilitas horizontal. Dari namanya saja horizontal berati datar. Gerak horizontal berati gerak ke kiri dan ke kanan, ke depan, dan kebelakang . untuk lebih jelasnya kita kaitakan dengan stratifikasi mempunyai 3 definisi yaitu :  kekuasaan, privilese, dan presite. Dan setiap dimensi dapat kita bagi lagi dalam 3 laapisan: atas, menengah, dan bawah. Si koko menurut dimensi  privilese berada pada lapisan menengah, alasannya karena ia adalah petani kaya, dia memiliki sawah dan harta benda yang cukup banyak. Berdasarkan perhitungan statistik si Koko memang di golongkan sebagai orang yang tidak terlalu kaya , tapi tidak terlaku miskin. Pada suatu saat si Koko merasa tidak begitu enak lagi bekerja petani. Lalu dia memutuskan untuk menjadi pedagang pupuk . ternyata pilihan ini tepat sekali dan secara ekonomis dia merasa puas. Di dalam analisa stratifikasi sosial si Koko mengalami mobilitas horizontal.









BAB 6
MASALAH SOSIAL

A. Pendahuluan
            Gejala-gejala yang wajar di dalam masyarakat adalah merupakan telaan utama dari sosiologi. Ada pun gejala-gejala yang wajar tersebut antara lain: norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga kemasyarakatan, proses sosial, dan kebudayaan serta perwujudannya.
            Untuk kita ketahui bahwa tidak semua gejala-gejala tersebut di atas berjalan secara normal seperti yang dikehendaki oleh masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal. Hal tersebut karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan kekecewaan dan penderitaan. Dan gejala-gejala tersebut dinamakan masalah-masalah sosial. Masalah-masalah sosial berada dengan problem-problem lainnya di dalam masyarakat, karena masalah-masalah sosial punya hubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
            Masalah tersebut bersifat sosial karena berkaitan dengan hubungan antara manusia dan di dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Adapun hal ini dinamakan maslah karena berkaitan dengan gejala-gejala yang menggangu kelangsungan dalam masyarakat. Jadi berati bahwa masalah-masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial yang mencangkup pula segi moral, karena untuk dapat mengklasifikasikan suatu persoalan sebagai maslah sosial, maka harus gunakan penilian sebagai ukuran.

B. Masalah Sosial, Batasan dan Pengertian  
            Kadang-kadang masalah sosial di bedakan dalam dua macam persoalan itu: Masalah masyarakat dengan problem sosial.
            Masalah masyarakat menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat, sedang yang kedua yaitu problem sosial adalah meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau menghilangkan gejala-gejala abnormal tersebut.
            Dikatakan sosiologi menyelidiki persoalan-persoalan umum daalam masyarakat, ini maksudnya agar dapat menemukan dan menfasirkan kenyataan-kenyataan kehidupan masyarakat. Sedangkan usaha-usaha perubahannya merupakan bagian dari pekerjaan sosial. Dengan kata lain, sosiologi berusaha unutuk memahami kekuatan-kekuatan dasar yang berada di belakang tata kelakuan sosial
             Sosiologi menyangkut teori yang hanya dalam batas tertentu menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Meskipun sosiologi meneliti gejala-gejala kemasyarakatan, namun perlu juga mempelajari masalah-masalah sosial. Karena ia merupakan aspek-aspek tata kelakuan sosial, dengan demikian sosiologi juga berusaha mempelajari masalah-masalah seperti :
-          Kejahatan
-          Konflik atas ras.
-          Kemiskinan.
-          Perceraian.
-          Pelacuran.
-          Delinkuensi anak.
-          Dan lain-lainnya.
Hanya dalam hal ini oleh karena sosiologi bertujuan untuk menemukan sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Jadi sosiologi tidak terlalu menekankan pada pemecahan atau jalan keluar dari masalah-maslah tertentu.
            Masalah-masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial,  atau menghambat  terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok tertentu, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat intergrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan antara unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan sosial akan terganggu sehingga mengkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.

C. Sebab-sebab Terjadinya Masalah Sosial.
            Sebab terjadi masalah sosial yaitu timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang sumbernya pada faktor:
-          Ekonomis: penggaguran, kemiskinan, dll.
-          Biologis: penyakit
-          Biopsikologis: penyakit saraf, bunuh diri, disorganisasi, dll.
-          Kebudayaan: perceraian, kejahatan, kenakalan naka-anak, konflik rasial, keagamaan.
Setiap masyarakat mempunyai normal yang tidak lepas dari kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan metal, serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial. Penyimpanan-penyimpanan terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang tentunya merupakan masalah sosial.



D. Manfaat Penelitian Sosiologi Bagi Pembangunan.
            Mengenai manfaat penelitian sosiologi kita batasi pada kaitannya dengan tahap-tahap pembangunan. Untuk itu pada tahap awal yaitu perencanaan pembangunan diperlukan data yang relatif lengkap mengenai masyarakat yang akan di bangun.
Data yang dimaksud mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.      Pola interaksi adalah hal yang penting dalam menciptakan suasana yang mendukung pembangunan. Dengan mengetahui pola interaksi sosial yang berkembang dalam masyarakat.
2.      Kelompok-kelompok sosial yang menjadi bagian masyarakat adalah ada kelompok sosial yang mempunyai kekuasaan tidak resmi, yang dapat dijadikan panutan bagi pembangunan.
3.      Kebudayaan yang berintikan pada nilai-nilai yaitu:
-          Nilai-nilai yang mendukung pembangunan.
-          Ada yang tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap pembangunan.
-          Ada yang menghalangin pembangunan.
            Pada tahap penerapan dan pelaksaan, penelitian mengenai perubahan sosial juga penting. Dengan pengetahuan mengenai perubuhan sosial yang telah terjadi, akan dapat diketahui apakah pembangunan berhasil dan kurang berhasi. Sebab perubahan itu ada yang negatif ada yaang positif. Perubuhan yang positif perlu di kembangkan, sehingga nanti membudayakan. Dan perubahan yang berakibat negatif perlu segala di netralisir agar tidak menjadi membudayakan tandingan dalam masyarakat.

E. Contoh beberapa Masalah Sosial Yang Penting.
1. Gelandangan
            Gelangan adalah masalah sosial serius bagi setiap kota, secara nyata agaknya persoalan ini mencerminkan problema sosial yang besar yang dapat di temui dalam pergaulan hidup manusia dimana-mana termasuk kota-kota di Indonesia.
1. sebab-sebab yang berhubungan dengan jasmani dan rohani seperti:
a.       Frustasi/tekanan jiwa.
b.      Cacat mental.
c.       Cacat fisik.
d.      Malas bekerja
2. sebab-sebab sosial/masyarakat seperti:
a.       Pengaruh-pengaruh buruk daalam masyarakat ( perjudian, madat, dll)
b.      Gangguan keamanan dan bencana alam yang memaksa penduduk desa mengungsi berubanisasi ke kota.
c.       Pengaruh konflik sosial dimana terdapat ketidak serasian hidup antara penduduk-penduduk desa yang mengadakan urbanisasi ke kota-kota dimana lapangan hidup daan keahlian yang biasa di gunakan di desa tidak dapat digunakan di kota-kota.
3. sebab-sebab ekonomi seperti:
a.       Kesulitan menanggung hidup lebih-lebih yang keluarganya besar.
b.      Kecilnya pendapatan perkapita sehingga lambat laun tak dapat bekerja terus.

c.       Kegagalan di bidang pertanian ( areal tanah tidak di perluas lagi untuk pertanian) belum berkembanganya industri sehingga tidak dapat menampung tenaga kerja. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MENJAMIN TANGGUNG JAWAB SOSIAL KEPADA PELANGGAN

PERAN PEMERINTAH DALAM PASAR BEBAS

Interface dalam Sistem Operasi Berbasiskan windows